Minggu, 26 Mei 2013

SIMULASI PENGENALAN BEBERAPA UNSUR INTERPRETASI


Menurut Ibid, penginderaan jauh dapat diartikan sebagai cara memperoleh informasi atau pengukuran sifat-sifat suatu obyek atau gejala, dengan menggunakan alat pencatat tanpa ada hubungan langsung dengan obyek atau gejala tersebut. Dalam bahasa Prancis, penginderaan jauh lebih dikenal dengan istilah teledetection, dalam bahasa Jerman dikenal sebagai fernerkundung, dan dalam bahasa Spanyol dikenal dengan perception remota.
Interpretasi image merupakan suatu proses untuk memperoleh informasi melalui image (Ester, J. E. at al; 1975). Image yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah gambaran obyek permukaan bumi yang ditangkap atau dicatat oleh sensor dari jarak jauh yang selanjutnya disebut citra prnginderaan jauh (CPJ). Image yang dihasilkan dengan cara fotografi disebut citra foto atau foto udara, sedangkan image lainnya disebut citra non foto (citra inframerah termal, citra radar).
Interpretasi CPJ merupakan perbuatan pengkajian CPJ dengan maksud mengenali objek-objek sebenarnya dan menilai pentingnya obyek-obyek tersebut (Ester, J. E. at al; 1975). Interpretasi mempelajari CPJ melalui proses deteksi, identifikasi, pengukuran dan evaluasi terhadap pentingnya obyek-obyek lingkungan dan obyek-obyek budaya, pola dan hubungan keruangannya.
Menurut E. L. Rabben (1960), interpretasi foto udara meliputi:
1.      Deteksi dan identifikasi terhadap citra foto yang penting
2.      Pengukuran terhadap citra foto
3.      Penyadapan informasi berdasarkan pengetahuan khusus yang dikuasai
4.      Komunikasi terhadap persepsi dari citra foto dan pentingnya citra tersebut.
Interpretasi CPJ tidak sekedar bertujuan mengenali obyek, melainkan menyimpulkan atau menilai pentingnya obyek tersebut dipandang dari badang keahlian tertentu untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Untuk mencapai tujuan tersebut, interpretasi menggunakan berbagai informasi yang berasal dari luar image. Data ini sering disebut collateral data, ground truth, atau on-site verification (Estes J. E. 1974). The Department of the Army, Navy, and the Air Force (1967) menyebutnya reference materials. Informasi dari luar CPJ ini dapat berupa pustaka, pengukuran dan analisa laboratorium, pengkajian medan, pemotretan terestris, dan sebagainya.
Bagian yang vital dalam interpretasi CPJ adalah pengenalan obyek. Pengenalan obyek dilaksanakan dengan mengkaji karakteristik gambaran pada CPJ sesuai dengan karaktristik obyeknya.
Karakteristik gambaran pada CPJ yang digunakan untuk kunci pengenalan obyek ini disebut unsur-unsur interpretasi CPJ (Estes J. E. at al; 1975). Unsur interpretasi terdiri dari delapan macam, yaitu rona dan warna, bentuk, ukuran, bayangan, tekstur, pola, site, asosiasi, dan resolusi (Ibid).
1.      Rona dan Warna
Rona (tone / color tone / grey tone) adalah gelap terangnya CPJ berdasarkan proporsi radiasi spektrum elektromagnetik yang datang dari obyeknya. Tingkat gelap-terang CPJ (gradasi hitam putih) disebut density.
Rona atau density (S) merupakan logaritma dari daya absorpsi (A) dari emulsi fotografi (Baesch, H, 1959), atau dirumuskan:
S = log A
A merupakan nilai kebalikan dari daya pantul (R) bagi positif, atau kebalikan dari transmisi (T) bagi negatif, dirumuskan:
Positif: A =                           Negatif: A = -
Menurut Kliford (1973), opacity atau tingkat tak tembus cahaya merupakan ukuran bagi proporsi sinar datang yang ditahan untuk melewan negatif. Density (S) merupakan logaritma dari opacity.
Rona merupakan kunci penting dalam mengenal obyek pada CPJ. Kadang-kadang obyek dapat dikenal hanya melaui ronanya saja. Karena rona identik dengan density, pengukura rona dilakukan melalui densitynya, dengan alat yang disebut densitometer.
Citra foto rona ditentukan oleh jumlah sinar yang dipantulkan oleh obyek. Pada citra inframerah, rona bergantung pada jumlah energi dan pancaran obyek. Pada citra radar, rona bergantung pada energi yang dipantulkan kembali ke sensor oleh obyek di permukaan bumi.
Rona bergantung pada:
a.       Obyek
·      Permukaan kasar cenderung menimbulkan rona gelap
·      Warna gelap cenderung menimbulkan rona gelap
·      Tanah basah atau lembab cenderung menimbulkan rona gelap.
b.      Bahan yang digunakan (Kliford, 1973)
Setiap jenis film memiliki kepekaan yang berbeda-beda, sehingga film tersebut akan menentukan rona pada citra foto. Silver halide biasa hanya peka terhadap spektrum ultraviolet dan biru, sehingga negatifnya hanya mencatat obyek yang memantulkan sinar dengan panjang gelombang yang relatif pendek. Akibatnya banyak obyek yang terlihat di medan hanya digambarkan oleh image dengan rona yang lemah sekali.
Silver halide yang ditambahkan bahan tertentu untuk memperluas kepekaannya hingga meliputi sebagian besar spektrum hijau akan memberikan hasil yang lebih baik dari silver halide biasa, selanjutnya disebut orthochromatic film.
Sekarang ini hampir semua film adalah panchromatic yang kepekaannya diperluas hingga meliputi hampir seluruh spektrum merah. Ditambah dengan film inframerah yang kepekaannnya berbeda, maka rona yang dihasilkan oleh masing-masing jenis film ini berbeda pula.
0,400
Gambar 1. Kepekaan Emulsi
U violet B-V
0,70 micron
0,60 00
Wave length

0,500






green
red
I.R.
Silver hallides





Orthochromatic





Panchrmatic





Infrared






Sumber: Kliford, 1973, p.200
Tabel 1. Nilai Pantulan Beberapa Obyek
Jenis Obyek
Rata-Rata Nilai Pantulan (%)
Tanah rumput
6,9 - 12
Tanah terbuka lembab
Tanah terbuka kering
8,7
15,4
Padi-padian
6,6 – 15,6
Jalan dengan lapisan hitam
Jalan berdebu
21,0
24,5
Bayangan pada tanah rumput, nilai minimum
Bayangan pada tanah rumput, nilai maksimum
0,3

2,2
Sumber: Hans Boesch, 1959, p. 8.
c.       Cuaca
Salah satu contoh adalah kabut yang bersifat mengrangi kontras dan ketajaman image. Pengurangan kontras dapat diperbaiki dengan photographic technique, tetapi resolving power yang rendah tetap tidak dapat diatasi.
Selain ketiga faktor tersebut, rona juga dipengaruhi oleh jenis bahan yang digunakan dalam processing, jenis kamera (lensa), waktu pemotretan, letak lintang, dan lain-lain.
Contoh pengenalan obyek berdasarkan rona:
a.       Foto pankromatik hitam putih
Daerah pasir: putih - kelabu putih
Tanah humus: kelabu hitam
Air: kelabu hitam – hitam
Pohon karet: kelabu hitam
b.      Citra inframerah yang dibuat malam hari
Permukaan metal yang datar: gelap
Pavement: kelabu putih – putih
Tanah (pasir, batuan): kelabu putih
Rumput: hitam
Pohon: kelabu sedang
Air: kelabu putih - putih
c.       Citra radar
Rona yang terang menunjukkan bentang budaya yang penting, misalnya kota. Rona sedang menunjukkan daerah terbuka dan datar. Rona gelap menunjukkan bentang air dan obyek lain yang tidak mengembalikan energi yang dipancarkan dari sensor.
Menggunaan warna lebih baik dari pada menggunakan rona karena warna lebih mirip dengan obek sebenarnya, dan gradasi warna yang dapat dibedakan jauh lebih besar (100 kali lebih besar).
Menurut Estes (1975), warna citra foto dibedakan menjadi warna asli dan warna semu. Warna asli terdapat pada citra foto pankromatik berwarna, sedangkan warna semu terdapat pada citra foto inframerah berwarna.
Pada warna semu, warna yang tergambar pada citra foto berlainan dengan obyeknya.  Misalnya pada citra inframerah berwarna, obyek yang memantulkan warna merah akan tampak hijau, sedangkan obyek yang memantulakan warna hijau akan tampak biru.
Meskipun demikian, warna semu lebih menguntungkan karena kontras atau beda antara obyek yang satu dengan obyek yang lain lebih besar dan daya tembus terhadap kabut juga lebih besar sehingga ketajaman cita fotonya lebih besar.

2.      Bentuk (Shape/Form)
Menurut The Department of the Army, Navy and the Air Force (1967), bentuk adalah konfigurasi umum dari suatu obyek. Bentuk buatan manusia lebih teratur daripada bentuk alami. Misalnya pada kenapakan panjang yang mengalirkan air, saluran irigasi memiliki bentuk yang lebih teratur daripada sungai. Perkebunan memiliki bentuk yang lebih teratur dari pada hutan. Menurut Ibid, distorsi bentuk sering terjadi apabila mempergunakan citra radar atau citra inframerah.

3.      Ukuran (Size)
Ukuran meliputi dimensi panjang, luas, tinggi, kemiringan, dan volume obyek. Gedung yang merupakan rumah tinggal pada umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil dari pada gedung sekolah, kantor, atau industri. Dengan mengamati lebar jalan, maka kita dapat dengan mudah mengetahui apakah jalan tersebut merupakan jalan utama atau bukan.

4.      Bayangan (Shadow)
Bayangan mencerminkan kondisi obyek yang menghalangi sinar matahari yang seharusnya mengenai suatu daerah tertentu pada CPJ (Ibid). Bentuk bayangan dapat mencerminkan profil obyek, misalnya pada menara tinggi, cerobong asap, lereng terjal, dan lain sebagainya. Perbedaan panjang bayangan kurang lebih mencerminkan perbedaan tinggi obyek, sehingga bayangan dapat menentukan beda tinggi secara relatif.
Bayangan pada citra infrared disebabkan oleh pantulan energi inframerah dan perbedaan temperatur yang disebabkan oleh bayangan. Bayangan pada citra infrmerah dapat bertahan beberapa jam setelah obyek yang menimbulkan bayangan berpindah tempat secara relatif. Pada citra radar, bayangan disebabkan oleh obyek-obyek yang menghalangi antara energi dari transmisi radar dan obyek-obyek yang lebih jauh (Ibid).

5.      Tekstur (Texture)
Menurut Smith (1943), tekstur adalah kenampakan gabungan antara unsur-unsur yang terlalu kecil untuk dibedakan secara teresendiri, yaitu gabungan antara rona, ukuran, spacing, susunan, dan efek bayangan. Sedangkan menurut Ibid, tekstur pada foto udara adalah frekuensi perubahan rona di dalam image. Tekstur dibedakan menjadi:
a.       Kasar atau halus
b.      Seragam atau tak seragam
c.       Granulair atau lineair
d.      Wooly atau mottled.
Sebagai contoh, pasir bertekstur halus dan seragam, tanah rumput bertekstur seragam dan mottled, dan tanah hutan bertekstur kasar dan tak seragam. Pada citra radar, kota dapat dikenali melalui tekstur yang berpola khusus seperti jalan.

6.      Pola (Pattern)
Menurut Ibid, pola adalah susunan keruangan dari suatu obyek. Pengulangan bentuk umum atau hubungan tertentu merupakan karakteristik bagi banyak obyek, baik obyek bentukan manusia maupun alami, dan merupakan pola yang dapat dipakai sebagai kunci pengenalan obyek. Permukiman yang berbentuk lineair kemungkinan terletak pada beachridge, sepanjang sungai, atau sepanjang jalan. Pola aliran dendritik menunjukkan pola homogenitas batuan. Pola aliran trelis menunjukkan daerah lipatan. Tempat-tempat ekstraksi mineral dapat dikenal dari pola yang tidak konsisten terhadap lingkungannya.

7.      Site
Menurut Ibid, site adalah lokasi suatu obyek dalam hubungannya dengan lingkungan. Berbagai tipe vegetasi secara karakteristik terikat kepada site tertentu seperti rawa, tanggul, sungai, dan dataran pasir. Pengenalan site dapat berfungsi untuk deduksi terhadap spesies vegetasi tersebut. Contohnya hutan bakaua terletak pada pantai yang becek atau tepi sungai sampai batas air payau. Kebun kopi terletak pada daerah yang miring karena pohon kopi menghendaki tanah dengan drainase yang baik. Instalasi pembangkit tenaga termal terletak di dekat sungai besar karena membutuhkan air dalam jumlah besar untuk pendingin.

8.      Asosiasi
Berbagai obyek dapat dikenal melalui hubungan atau adanya obyek lain. Misalnya pabrik aluminium dikaitkan dengan fasilitas listrik yang besar karena memerlukan listrik dalam jumlah besar. Gedung sekolah serng berasosiasi dengan lapangan olahraga atau halaman bermain yang dapat membedakan terhadap obyek lain. Pola anulair pada sebuah bukkit menunjukkan bahwa bukit itu sebuah kubah.

9.      Resolusi
Resolusi berperan sebagai ukuran suatu obyek dapat dikenal dan dibedakan dengan obyek lain. Resolusi pada citra foto adalah jumlah garis pada jarak 1 mm, dimana garis tersebut masih masih dapat dibedakan satu dengan yang lain (Estes, J. E.; 1975). Misalnya tiap garis memiliki lebar 0,02 mm dan lebar garis bersama jarak antar garis adalah 0,04 mm, sehingga resolusi fotonya adalah 25 garis per mm. Semakin tinggi resolusi, maka kualitas foto akan semakin baik karena foto tersebut akan menggambarakan obyek yang lebih kecil yang masih dapat dibedakan terhadap obyek lainnya. Resolusi CPJ merupakan fungsi dari:
a.       Kontras rona: perbedaan rona antara obyek dan background
b.      Bandingan antara panjang dan lebar obyek
c.       Ketajaman citra foto
d.      Butir-butir film

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 11

🌍 BimbinganIslam.com Jum’at, 04 Sya’ban 1439 H / 20 April 2018  👤 Ustadz Riki Kaptamto Lc 📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uy...