Saya
berasal dari Kabupaten Magelang. Wilayah pesisir yang paling dekat dengan asal
saya adalah wilayah pesisir Karang Wuni (Glagah). Untuk mempelajari batasan
wilayah pesisir dan laut, serta guna memenuhi tugas oseanografi, saya mencari
kenampakan wilayah pesisir dan lautnya melalui google earth.
Dari
gambar yang saya dapat tersebut, saya mencoba mendeliniasi batas dalam wilayah
pesisir dan laut. Ada tiga macam garis yang saya gunakan sebagai batas. Yang
pertama adalah coastline, yaitu garis
terdepan terjadinya pasang tertinggi. Yang ke dua adalah shoreline, yaitu garis batas terjadinya surut terendah. Dan yang ke
tiga adalah surfline, yaitu garis
yang menjadi tempat terjadinya pecah gelombang yang pertama. Area yang dibatasi
oleh ketiga garis tersebut memiliki karakteristik tertentu.
Area
yang dibatasi coastline hingga
daratan yang masih bisa diidentifikasi ciri laut masa kini (Holosen) disebut
pesisir atau coast. Pada pesisir
terdapat area yang merupakan hasil proses marine masa lalu yang sudah tidak
bekerja lagi serta terdapat di belakang beting gisik dan tidak terdapat air
disebut fluvio marine, sedangkan
apabila terdapat air asin disebut laguna. Area pesisir pada gambar di halaman
pertama memiliki area yang tergolong fluvio
marine karena tidak ada aliran air asin yang terpisahkan dari iniduknya
oleh gisik penghalang.
Area
yang dibatasi oleh coastline dan shoreline disebut pantai (shore). Jadi, pantai adalah zona sempit
perairan laut atau lautan dengan daratan yang dibatasi oleh rerata garis surut
terendah hingga pasang tertinggi (King, 1972; CER, 1984). Pantai dibedakan
menjadi empat macam berdasarkan material penyusunnya yaitu beach, mudflat, plateform, dan rifflat.
Beach adalah pantai yang tersusun
atas material pasir. Mudflat adalah
pantai yang tersusun atas material lumpur. Plateform
adalah pantai yang tersusun atas material vulkanis. Dan rifflat adalah rataan terumbu, yaitu
daerah pasang surut yang berupa terumbu.
Area
di antara shoreline dan surfline disebut zona pecah gelombang
atau breakers zone. Zona pecah
gelombang terlihat seperti garis putih berbuih.
Area
yang dibatasi surfline menuju ke
perairan asin yang dalam disebut sea. Pada
sea terdapat gelombang air asin yang
besar-besar dan memiliki amplitudo yang relatif sama.
Istilah
pesisir dan wilayah pesisir memiliki perbedaan makna. Wilayah pesisir atau coastal area melingkupi wilayah yang
lebih luas dibanding pesisir. Wilayah pesisir terdiri dari zona pecah
gelombang, pantai dan gisik, pesisir, dan dataran aluvial pesisir.
Agar
dapat mengelola pesisir dengan baik, maka selain kita harus paham batas wilayah
pesisir, kita juga harus mampu mencirikan tipologi wilayah pesisir. Kekhasan ciri
tipologi yang dimiliki suatu pesisir akan menunjukkan bagaimana pesisir
tersebut terbentuk.
Wilayah
pesisir Karang Wuni (Glagah) tergolong wilayah pesisir yang berpasir, sesuai
dengan kenampakan tekstur pada citra yang halus dan pengamatan di lapangan yang
pernah saya lakukan.
Ditinjau
dari jenis ekosistem hayati, wilayah pesisir Karang Wuni (Glagah) tergolong
wilayah pesisir bervegetasi lahan kering. Tanaman yang tumbuh misalnya adalah
ketapang, pandan, atau cemara laut.
Ditinjau
dari perkembangan wilayah yang berorientasi pada pemanfaatan lahan, wilayah
pesisir Karang Wuni (Glagah) berstatus sebagai wilayah pesisir perdesaan karena
belum terdapat pembangunan yang pesat dan mengarah pada pariwisata dan industri
yang besar. Wilayah pesisir Karang Wuni (Glagah) berkembang sebagai wilayah
pesisir industri. Lahan digunakan untuk produksi garam. Hal itu dapat dilihat
dengan mengidentifikasi kenampakan kotak-kotak pada area pesisir. Kenampakan
kotak-kotak tersebut mirip dengan kenampakan tambak dan sawah. Tetapi kanmpakan
tersebut bukan merupakan area tambak karena tidak terdapat sungai yang mengalir
sehingga tidak memungkinkan pemanfaatan lahan sebagai tambak dengan air payau.
Kenampakan tersebut juga bukan merupakan sawah karena lokasi sawah tidak
mungkin ada di dekat laut.
Karang
Wuni (Glagah) tergolong tipologi pesisir sub
aerial deposition coast. Disebut sub
aerial deposition coast karena terjadi akumulasi bahan-bahan sedimen Sungai
Opak secara langsung. Material yang dimaksud adalah material vulkanis (pasir,
batu) yang bersumber dari Gunung Merapi. Material yang masih berada di sekitar
Gunung Merapi sangat mudah tererosi oleh hujan lebat yang intensitasnya tinggi.
Walau demikian, akumulasi sedimen di muara sungai tidak membentuk delta karena
terpengaruh oleh ombak di pantai selatan yang kuat.
Jarak
berbanding lurus dengan kehalusan material pembentuk sedimen yang terangkut.
Ketika masih berada di hulu, energi kinetik air yang membawa material masih
sangat besar sehingga material yang terangkut masih sangat bervariasi, mulai
dari material-material halus hingga material kasar yang sangat besar. Semakin
mendekati muara sungai, kondisi topografinya semakin landai sehingga energi
kinetik air semakin berkurang, akibatnya material-material kasar terendapkan dan
yang terangkut tinggal materi halus saja.
Di
Karang Wuni banyak terdapat air payau yang berasal dari percampuran air laut
dan air sungai. Air payau tersebut banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
tambak bandeng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar