🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 01 Sya'ban 1439 H / 17 April 2018 M
👤 Ustadz Riki Kaptamto Lc
📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uyūni Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhbār
🔊 Halaqah 008| Hadits 08
⬇ Download audio: bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H008
〰〰〰〰〰〰〰
Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh.
Ini adalah halaqah kita yang ke-8 dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil abrār wa Quratu 'uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi' Al Akhyār) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'dī rahimahullāh.
Halaqah kita kali ini membahas hadīts ke-8 yaitu hadīts dari Abū Hurairah radhiyallāhu ta'āla 'anhu, dia mengatakan:
قال رسول الله: يأتي الشيطان أحدكم فيقول: من خلق كذا ؟ من خلق كذا ؟ حتى يقول: من خلق االله ؟ فإذا بلغه فليستعذ باالله، ولينته
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
"Syaithān datang kepada salah seorang di antara kalian kemudian dia mengatakan:
Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan itu?
Sampai-sampai nanti akan ada ucapan:
Siapa yang menciptakan Allāh?
Maka apabila dia sampai pada pemikiran demikian, hendaknya dia berlindung kepada Allāh dari syaithān dan hendaknya dia berhenti memikirkan hal tersebut."
Dalam riwayat yang lain:
فليقل: آمنت باالله ورسله
Hendaknya dia mengatakan:
"Aku berimān kepada Allāh dan kepada para rasūl-Nya."
(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)
Dalam satu riwayat yang lain, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
لا يزال الناس يتساءلون حتى يقولوا: من خلق االله ؟
"Manusia senantiasa bertanya-tanya hingga akhirnya dia sampai pada tahapan pertanyaan: Siapa yang menciptakan Allāh?"
Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī menjelaskan tentang hadīts ini, bahwa hadīts ini memberikan kepada kita faedah bahwasanya syaithān akan senantiasa melemparkan syubhat ke dalam diri manusia.
Ada kalanya dengan cara bisikan-bisikan syaithān atau ada kalanya melalui ucapan-ucapan yang didengar melalui lidah-lidah para syaithān dari kalangan manusia dan orang-orang malāhidah (orang-orang yang mengingkari agama).
Yang demikian itu adalah sesuatu yang terjadi, baik itu melalui bisikan syaithān atau melalui ucapan-ucapan yang terlontar dari orang-orang yang mereka memusuhi agama (yaitu) para syaithān-syaithān dari kalangan manusia.
Karena syaithān akan senantiasa berusaha untuk memasukan syubhat ini ke dalam diri manusia sehingga akhirkan dia bertanya-tanya akan sesuatu yang berujung kepada pertanyaan dia tentang, "Siapa yang menciptakan Allāh Subhānahu wa Ta'āla."
Maka di dalam hadīts ini Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan solusi, apabila hal tersebut dirasakan oleh seseorang.
Solusi yang diberikan adalah melalui 3 (tiga) hal, yaitu:
⑴ Dia berhenti untuk memikirkan hal tersebut.
Mengapa demikian?
Beliau (rahimahullāh) sebutkan disini, karena akal manusia itu terbatas, ada batasan dimana dia bisa sampai ke situ dan tidak bisa berpikir lagi sesuatu yang di belakang hal tersebut.
Sehingga akalnya tidak mungkin sampai untuk berpikir kesana (terbatas), oleh karena itu dia tidak akan mungkin bisa mengetahui dan dia tidak boleh bertanya tentang sesuatu yang di luar batas akalnya.
فإن المخلوقات لها ابتداء ولها انتهاء
"Karena makhluk itu memiliki awal mula dan memiliki masa akhir."
Kemudian solusi berikutnya yang beliau sebutkan yang disampaikan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah:
⑵ Berlindung kepada Allāh dari bisikan syaithān tersebut.
Karena itu merupakan solusi yang paling ampuh untuk mengusir bisikan syaithān dan menolak bisikan-bisikan yang senantiasa dibisikan atau dimasukan kedalam hati manusia.
Cara berikutnya, adalah:
⑶ Dengan dia nyatakan keimānan.
Beliau ucapkan:
آمنت باالله ورسله
"Aku berimān kepada Allāh dan rasūl-Nya."
Dia imani kabar-kabar yang Allāh kabarkan dan juga yang di informasikan oleh rasūl-rasūl tentang perkara-perkara yang ghāib.
Dan para rasūl telah mengabarkan bahwasanya Allāh adalah Al Awwal (الأول), Yang Paling Pertama.
الذي ليس قبله شيء, وأنه تعالى المتفرد بالوحدانية،
"Yang tidak ada sesuatu pun sebelumnya dan Allāh Maha Esa."
Sehingga tidak ada yang menciptakan Allāh, tidak ada sesuatupun yang ada sebelum Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Tiga hal ini merupakan solusi yang diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam apabila seseorang merasakan di dalam dirinya keraguan karena bisikan syaithān sehingga sampai pada tahapan dia ragu tentang kebenaran Allāh dan rasūl-Nya.
Bahkan bisa jadi dia ragu tentang ke-Esa-an Allāh di dalam perkara yang merupakan hak-hak Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Demikian yang bisa kita kaji pada halaqah kita kali ini, in syā Allāh kita lanjutkan lagi pada halaqah berikutnya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت نستغفرك وأتوب إليك
Selasa, 01 Sya'ban 1439 H / 17 April 2018 M
👤 Ustadz Riki Kaptamto Lc
📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uyūni Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhbār
🔊 Halaqah 008| Hadits 08
⬇ Download audio: bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H008
〰〰〰〰〰〰〰
KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 8
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله ربّ العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، اما بعد
Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh.
Ini adalah halaqah kita yang ke-8 dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil abrār wa Quratu 'uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi' Al Akhyār) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'dī rahimahullāh.
Halaqah kita kali ini membahas hadīts ke-8 yaitu hadīts dari Abū Hurairah radhiyallāhu ta'āla 'anhu, dia mengatakan:
قال رسول الله: يأتي الشيطان أحدكم فيقول: من خلق كذا ؟ من خلق كذا ؟ حتى يقول: من خلق االله ؟ فإذا بلغه فليستعذ باالله، ولينته
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
"Syaithān datang kepada salah seorang di antara kalian kemudian dia mengatakan:
Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan itu?
Sampai-sampai nanti akan ada ucapan:
Siapa yang menciptakan Allāh?
Maka apabila dia sampai pada pemikiran demikian, hendaknya dia berlindung kepada Allāh dari syaithān dan hendaknya dia berhenti memikirkan hal tersebut."
Dalam riwayat yang lain:
فليقل: آمنت باالله ورسله
Hendaknya dia mengatakan:
"Aku berimān kepada Allāh dan kepada para rasūl-Nya."
(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)
Dalam satu riwayat yang lain, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
لا يزال الناس يتساءلون حتى يقولوا: من خلق االله ؟
"Manusia senantiasa bertanya-tanya hingga akhirnya dia sampai pada tahapan pertanyaan: Siapa yang menciptakan Allāh?"
Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī menjelaskan tentang hadīts ini, bahwa hadīts ini memberikan kepada kita faedah bahwasanya syaithān akan senantiasa melemparkan syubhat ke dalam diri manusia.
Ada kalanya dengan cara bisikan-bisikan syaithān atau ada kalanya melalui ucapan-ucapan yang didengar melalui lidah-lidah para syaithān dari kalangan manusia dan orang-orang malāhidah (orang-orang yang mengingkari agama).
Yang demikian itu adalah sesuatu yang terjadi, baik itu melalui bisikan syaithān atau melalui ucapan-ucapan yang terlontar dari orang-orang yang mereka memusuhi agama (yaitu) para syaithān-syaithān dari kalangan manusia.
Karena syaithān akan senantiasa berusaha untuk memasukan syubhat ini ke dalam diri manusia sehingga akhirkan dia bertanya-tanya akan sesuatu yang berujung kepada pertanyaan dia tentang, "Siapa yang menciptakan Allāh Subhānahu wa Ta'āla."
Maka di dalam hadīts ini Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan solusi, apabila hal tersebut dirasakan oleh seseorang.
Solusi yang diberikan adalah melalui 3 (tiga) hal, yaitu:
⑴ Dia berhenti untuk memikirkan hal tersebut.
Mengapa demikian?
Beliau (rahimahullāh) sebutkan disini, karena akal manusia itu terbatas, ada batasan dimana dia bisa sampai ke situ dan tidak bisa berpikir lagi sesuatu yang di belakang hal tersebut.
Sehingga akalnya tidak mungkin sampai untuk berpikir kesana (terbatas), oleh karena itu dia tidak akan mungkin bisa mengetahui dan dia tidak boleh bertanya tentang sesuatu yang di luar batas akalnya.
فإن المخلوقات لها ابتداء ولها انتهاء
"Karena makhluk itu memiliki awal mula dan memiliki masa akhir."
Kemudian solusi berikutnya yang beliau sebutkan yang disampaikan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah:
⑵ Berlindung kepada Allāh dari bisikan syaithān tersebut.
Karena itu merupakan solusi yang paling ampuh untuk mengusir bisikan syaithān dan menolak bisikan-bisikan yang senantiasa dibisikan atau dimasukan kedalam hati manusia.
Cara berikutnya, adalah:
⑶ Dengan dia nyatakan keimānan.
Beliau ucapkan:
آمنت باالله ورسله
"Aku berimān kepada Allāh dan rasūl-Nya."
Dia imani kabar-kabar yang Allāh kabarkan dan juga yang di informasikan oleh rasūl-rasūl tentang perkara-perkara yang ghāib.
Dan para rasūl telah mengabarkan bahwasanya Allāh adalah Al Awwal (الأول), Yang Paling Pertama.
الذي ليس قبله شيء, وأنه تعالى المتفرد بالوحدانية،
"Yang tidak ada sesuatu pun sebelumnya dan Allāh Maha Esa."
Sehingga tidak ada yang menciptakan Allāh, tidak ada sesuatupun yang ada sebelum Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Tiga hal ini merupakan solusi yang diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam apabila seseorang merasakan di dalam dirinya keraguan karena bisikan syaithān sehingga sampai pada tahapan dia ragu tentang kebenaran Allāh dan rasūl-Nya.
Bahkan bisa jadi dia ragu tentang ke-Esa-an Allāh di dalam perkara yang merupakan hak-hak Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Demikian yang bisa kita kaji pada halaqah kita kali ini, in syā Allāh kita lanjutkan lagi pada halaqah berikutnya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت نستغفرك وأتوب إليك
Tidak ada komentar:
Posting Komentar