Kamis, 21 Februari 2013

Ilmu Sosial Dasar


Ilmu Sosial Dasar
Tujuan pendidikan umum di perguruan tinggi:
1.        Membantu perkembangan kepribadian mahasiswa, sehingga mampu berperan sebagai anggota masyarakat.
2.        Menumbuhkan kepekan mahasiswa terhadap masalah dan kenyataan sosial di masyarakat.
3.        Memberi pengetahuan dasar kepada mahasiswa.
Jenis
Perbedaan
Pendidikan umum
Mengembangkan kepribadian mahasiswa.
Mata kuliah bantu
Menopang keahlian mahasiswa dalam disiplin ilmunya.
Pendidikan keahlian
Mengembangkan keahlian dalam disiplin ilmunya.
MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum):
1.        Agama
2.        Pancasila
3.        Kewiraan
4.        Ilmu Budaya Dasar
5.        Ilmu Sosial Dasar
6.        Ilmu Alamiah Dasar
Tujuan MKDU adalah menghasilkan warga negara sarjana dengan kualifikasi:
1.        Berjiwa Pancasila
2.        Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
3.        Berwawasan komprehensif dan pendekatan integral dalam menyikapi permasalahan
4.        Berwawasan budaya luas, berperan meningkatkan kualitas diri dan lingkungan, serta dalam pelestariannya.
Para cendekiawan mangkritisi perguruan tinggi di Indonesia karena hanya menelurkan sarjana dengan sebuah bidang keahlian saja. Hal itu adalah warisan zaman kolonial yang tidak patut dipertahankan. Sekarang ini dibutuhkan manusia dengan keahlian dan ilmu pengetahuan yang bermacam-macam agar dapat menyelesaikan masalah yang kompleks. Sering terasa suatu masalah sudah tuntas oleh suatu disiplin ilmu, tapi ternyata masih menjadi masalah besar bagi disiplin ilmu yang lain. Nah, hal itulah yang menjadilatar belakang munculnya Ilmu Sosial Dasar di bangku perkuliahan.
Tenaga ahli yang dihasilkan perguruan tinggi diharapkan memiliki kemampuan:
1.        Personal (kemampuan kepribadian)
2.        Akademis (kemampuan komunikasi, analisis, mengidentifikasi, merumuskan masalah, serta memberi solusi)
3.        Profesional (kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan)
Sasaran perhatian ISD:
1.        Masalah sosial
2.        Keanekaragaman golongan dan kesatuan sosial
Ragam tipe dosen:
1.      Dosen idealis
Dosen ini bersifat memaksa terhadap mahasiswa karena berusaha menuangkan idealismanya secara dominan.
2.      Dosen populis
Dosen ini memiliki popularitas di dalam dan di luar kampus.
3.      Dosen pragmatis
Dosen ini lebih mementingkan kepraktisan tanpa memikirkan kualitas.
4.      Dosen fatalis
Dosen ini mudah puas terhadap segala sesuatu tanpa usaha maksimal.
Metode Pembelajaran
Student Centered Learning (SCL) memiliki bebebrapa pilihan. Metode pembelajaran yang digunakan sebaiknya bersifat multiple methods, bukan single methods. Penerapannya disesuaikan dengan kondisi awal mahasiswa, sejalan dengan penyusunan desain pembelajaran dan mempertimbangkan 9 ketrampilan dasar mengajar. Pilihan yang dapat dikembangkan: ceramah, diskusi, demonstrasi, simulasi, dan sumbang saran.
Tujuan mahasiswa geografi belajar ilmu sosial dasar: agar dapat berinteraksi.
Mata kuliah ini membahas:
1.      Dasar-dasar ilmu pengetahuan sosial
2.      Alasan mempelajari ilmu sosial dasar
3.      Kedudukan dan cabang ilmu sosial
4.      Problema ilmu pengetahuan sosial
5.      Berbagai perspektif dalam ilmu sosial
6.      Pengantar teori ilmu sosial dan realitas sosial
7.      Individu-keluarga-masyarakat
8.      Penduduk-masyarakat-sarana pengendali kehidupan
9.      Negara dan warga negara
10.  Pelapisan sosial dan kesamaan derajad
11.  Lembaga-lembaga sosial
12.  Ilmu pengetahuan-teknologi-kemiskinan
13.  Metode penelitian dalam ilmu sosial.
Buku referensi utama: Munandar Solaeman, “Ilmu Sosial Dasar”.
Tujuan mempelajari ilmu sosial dasar adalah membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas serta kepribadian yang berbudi luhur, sehingga mahasiswa tidak melulu mempelajari matakuliah tertentu saja karena kita juga memiliki problem-problem lain.
Syarat bisa disebut ilmu: memiliki obyek, metoda, dan sistematika.
Alan Ryan menulis buku The Philosopy of Social Science, ia mengatakan “Is social science a science?”
Ilmu sosial dasar memiliki:
1.      Obyek: manusia, masyarakat yang sifatnya berubah-ubah.
2.      Metoda: wawancara, observasi.
3.      Sistematika: paradigma/perspektif/pendekatan, teori, dan asumsi-asumsi.
So, we can conclude that social science is a science because have object, methode, and sistematical.
Pendekatan Penelitian Sosial
Di dalam suatu panel, dikenal beberapa pendekatan/paradigma/perspektif/sudut pandang. Pada obyek yang sama, jika dilihat pada paradigma yang berbeda, maka dapat menghasilkan interpretasi yang berbeda.
Pendekatan Menurut Aristoteles dan Francis Bacon:
1.      Deduktif (umum ke khusus)
2.      Induktif (khusus ke umum)
Tradisi Intelektual Menurut Alan Ryan:
1.      Logico empiricism, bersifat kuantitatif.
2.      Hermeneutic, bersifat kualitatif.
Belajarlah melihat sesuatu yang terlihat di balik sesuatu yang terlihat. Misalnya polisi melakukan operasi jalanan dan melakukan pungutan liar karena gaji mereka kecil dan tidak sebanding dengan resiko yang mereka tanggung di jalanan.
Problema sosial:
1.      Jumlah penduduk yang banyak, kelahiran lebih tinggi dari pada kematian.
2.      Penyebaran penduduk yang tidak merata
3.      Kemiskinan
4.      Pengangguran
5.      Prostitusi
Menurut Meta Spencer, perspektif terdiri dari 4 macam:
1.      Evolusionism: perubahan secara lambat yang terjadi terus menerus
2.      Structural functionalism
3.      The conflick model
4.      Symbolic interactionism
George Ritzer:
1.      Social fact paradigm
2.      Social difinition
3.      Behavioral sociology
General scientist:
1.      Fenomenologis
2.      Interaksionisme simbolik
3.      Kebudayaan
4.      Etnometodologi

A.    Pendahuluan
Permasalahan Ilmu Sosial
            Permasalahan ilmu sosial berkaitan dengan posisi keilmuan. Ilmu sosial merupakan pengetahuan tantang aspek-aspek yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, beserta masalah-masalah yang muncul. Ilmu sosial memiliki kaitan dengan ilmu-ilmu lain, sehingga ilmu sosial tidak dapat berdiri sendiri.
Ilmu sosial dasar menyajikan pemahaman tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Pada dasarnya, hakikat manusia adalah hidup untuk bekerja (Calvinisme). Dalam hal ini terjadi hubungan timbal balik, yaitu ada kaitan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya.
Menurut Parsudi Suparlan (1981), masalah hendaknya dilihat secara obyektif dan subyektif. Dengan demikian akan tercipta kepekaan masyarakat tentang masalah sosial yang disertai dengan penuh tanggung jawab dan kepribadian yang kuat dalam kedudukannya sebagai warga masyarakat ilmiah, sebagai warga masyarakat dan negara Indonesia.
Tradisi Ilmu Pengetahuan
1.      Logico empiricism, merupakan akar dari aliran kuantitatif, merupakan sesuatu yang nyata dan faktual. Maksudnya, suatu hal dapat dikatakan ada jika suatu hal tersebut riil adanya.
2.      Hermeneutic, kita tidak dapat melihat sesuatu hanya dengan yang terlihat saja, karena sesuatu tersebut ada yang tidak dapat divisualisasikan. Hermeneutic merupakan akar dari kualitatif.
Masalah-Masalah Sosial
menimbulkan
 
Makhluk sosial selalu mengadakan hubungan dengan makhluk lain. Hubungan inilah yang akan menimbulkan berbagai masalah sosial. Masalah yang dialami tiap masyarakat tidak sama karena perbedaan tingkat perkembangan kebudayaannya, sifat kependudukan, dan keadaan lingkungan alamnya.
Hubungan antar manusia (tingkah laku)                                  MASALAH SOAIAL
Masalah sosial merupakan hambatan-hambatan dalam mencapai keinginan. Pemecahan dilkukan dengan cara yang diketahui dan berlaku, tetapi hambatannya: hal yang biasa berlaku telah berubah, atau pelaksanaannya terhambat.
Pendefinisian masalah sosial:
1.      Menurut umum atau warga masyarakat, masalah sosial adalah segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum.
2.      Menurut para ahli, masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarkan atas studi, memiliki sifat yang dapat menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Beberapa masalah sosial yang terjadi di masyarakat:
1.      Kepadatan penduduk
2.      Angka kelahiran lebih besar dari angka kematian
3.      Gelandangan
4.      Prostitusi
5.      Kesenjangan sosial
6.      Anak jalanan
Akibat yang terjadi adalah:
1.      Masalah kemiskinan tak kunjung selesai
2.      Angka kemiskinan semakin bertambah
3.      Orang kaya semakin kaya, dan orang miskin semakin miskin (kesenjangan sosial)
Garis kemiskinan yang menentukan batas minimal pendapatan:
1.      Persepsi manusia tentang kebutuhan ppokok yang diinginkan
2.      Persepsi manusia dalam lingkungan sekitar
3.      Kebutuhan obyek manusia untuk dapat hidup secara manusiawi
Realitas/ Fakta Sosial
Suatu hal dapat dikatakan sebagai realitas sosial apabila memenuhi tiga syarat:
1.      Bersifat eksternal: fenomena yang muncul dari luar diri seseorang.
Contohnya memakai baju yang tertutup karena mengikuti norma sosial yang berlaku di masyarakat.
2.      Bersifat koersif (memaksa).
Contohnya seseorang mandi kaena akan bertemu dengan orang lain.
3.      Bersifat representative (mewakili keseluruhan)
Contohnya orang Solo dan Yogyakarta memiliki karakter yang halus, orang Banyumas bernada huruf “k” dan berakhiran “a”.
Fakta sosial: karena terpengaruh orang lain.
Fakta individual: karena diri sendiri.
B.     Tingkat kenyataan Sosial
1.      Individual, menempatkan individu sebagai pusat perhatian untuk analisa perilaku dan subyektif.
2.      Antarpribadi (interpersonal), melihat realitas sebagai interaksi antar individu yang berkaitan dengan komunikasi, simbolisasi, negosiasi, adaptasi, kerjasama, konflik, dan lain-lain.
3.      Sruktur sosial, individu merupakan bagian dari kehidupan yang lebih besar. Individu dapat dilihat melalui 3 dimensi:
a.       horisontal, contoh: gender, tempat asal
b.      vertikal, contoh: indeks prestasi
c.       mobilitas, contoh: sudah pernah ke luar negeri
4.      Tingkat budaya, setiap pelaku mamiliki rangkaian historis berupa tindakan, pemikiran, pembiasaan, dan budaya, sehingga membentuk suatu pola. Budaya dapat dilihat secara materil (yaitu dapat diidentifikasi melalui semua indra) dan imateril (hanya dapat diidentifikasi melalui sebagian indra).
Analisis dalam tingkat individual: behavioral (perilaku) dan subyektif.
Teori dasar yang mengkaji tingkat individu, meliputi:
1.      Teori stimulus-respons (S-R)
Dikemukakan oleh Watson, bahwa obyektivitas perilaku individu hanya berlaku pada perilaku individu yang nampak.
2.      Teori sikap
Sikap adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu jika menghadapi rangsangan tertentu.
3.      Teori peran
Peran seseorang merupakan hasil interaksi diri dengan posisi dalam masyarakat dan dengan peran.
4.      Teori medan
Ruang kehidupan merupakan penentu perilaku seseorang.
Teori yang mengkaji individu (psiko-analisis) oleh Freud:
1.      Id, lapisan psikis yang paling benar terdiri dari naluri-naluri bawaan
2.      Ego, hasil diferensiasi dari id akibat kontak dengan dunia luar
3.      Super ego, hasil internalisasi nilai dan norma dari luar yang diolah, sehingga terpencar keluar
Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang terdiri atas suami/ayah, istri/ibu, dan anak, yang diikat oleh tali perkawinan, ikatan darah dan adopsi, yang tinggal dalam suatu tempat pada periode tertentu.
Fungsi keluarga:
1.      Sosialisasi kebudayaan, nilai dan norma sosial. Dalam hal ini, keluarga memiliki andil yang besar dalam melakukan sosialisasi tersebut.
2.      Proteksi dan perlindungan. Keluarga merupakan tempat yang terpercaya untuk mencari perlindungan bagi seorang individu.
3.      Ekonomi. Keluarga menjadi tempat untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan ekonomi. Suatu keluarga harus memikirkan kondisi ekonominya jika ingin menambah anggota keluarga (menambah anak), sehingga tidak terjadi keterlantaran.
4.      Reproduksi, untuk melestarikan manusia.
Tidak semua keluarga dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Banyak keluarga yang gagal dalam menjalankan fungsinya, misalnya karena tidak paham tentang fungsi keluarga, tidak mampu memenuhi, atau bahkan memang sengaja tidak mau memenuhi fungsi keluarga tersebut. Hal tersebut berdampak pada anggota-anggota keluarga yang menjadi tidak nyaman berada dalam lingkungan keluarga, dan muaranya adalah masalah seperti KDRT, perceraian, bahkan kenakalan remaja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 11

🌍 BimbinganIslam.com Jum’at, 04 Sya’ban 1439 H / 20 April 2018  👤 Ustadz Riki Kaptamto Lc 📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uy...